McMoran Harus Bertanggungjawab atas Kecelakaan di Tambang Freeport

Tambang PT Freeport Indonesia.

JAKARTA – McMoran harus diminta pertanggungjawaban atas kecelakaan kerja pada operasi PT Freeport Indonesia (FI). Tony Wenas sebagai perwakilan McMoran di PT FI dan Presiden Direktur juga tak bisa lepas tanggung jawab.

“Kami telah mendapat keterangan dari sumber yang dapat dipercaya dan kompeten, bahwa sesuai Share Purchase Aggreement (SPA) Tahun 2018 antara McMoran dan PT Inalum, yang sekarang berubah menjadi Mining Industry Indonesia (MIND ID), operasi produksi PT FI dikendalikan oleh McMoran,” ungkap Sekretaris Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Hengki Seprihadi, Rabu (8/10/2025).

Konsekuensinya, lanjut Hengki, kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi, dimana tujuh karyawan meninggal dunia merupakan tanggungjawab McMoran.

“Secara Peraturan K-3 Indonesia, semua pelaksanaan K-3 di operasi pertambangan dipertangggungjawabkan oleh Pelaksana Kepala Teknik Tambang Perusahaan. Namun karena manajemen operasi pertambangan sesuai dengan SPA, maka McMoran harus bertanggung jawab. Dalam hal ini Tony Wenas selaku wakil dari McMoran sebagai Presiden Direktur PTFI harus juga dimintai pertanggung-jawabannya,” ujarnya.

Atas pernyataan ini, CERI juga menantang McMoran ataupun Tony Wenas menggugat jika apa yang diutarakan CERI itu tidak benar. “Jika tidak menggugat, maka berarti apa yang kami ungkapkan ini benar,” tantang Hengki.

Lebih lanjut, dia megimbau Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) dan Indonesian Mining Association (IMA) untuk tidak diam atas persoalan ini. “PERHAPI, IMA jangan diamkan ini. Kenapa seolah-olah semua jadi jinak, entah diapain oleh Tony dan McMoran,” pungkas Hengki.

Sementara itu, sebagaimana dilansir bbc.com edisi 28 September 2025, tujuh pekerja PT Freeport Indonesia yang terjebak di area tambang bawah tanah akibat luncuran material basah berisi batuan dan lumpur, dipastikan tewas.

Lima jenazahnya telah ditemukan pada Minggu (5/10/2025), menyusul penemuan dua jenazah lainnya pada bulan lalu, ungkap otoritas Freeport seperti dilaporkan Reuters.

Pada Senin, 8 September 2025 lalu, sekitar 800.000 metrik ton material basah membanjiri tambang dan menjebak tujuh pekerja, yang disebut guru besar Institut Teknologi Bandung terjadi dalam “volume besar yang belum terjadi sebelumnya”.

Freeport mengatakan pihaknya sedang melanjutkan penyelidikan atas penyebab insiden tersebut. Mereka juga mengeklaim telah berkoordinasi dengan otoritas pemerintah Indonesia terkait dengan kejadian ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *