MUARA ENIM – Bakal calon Bupati Muara Enim, Edwin Mauladi menggelar pertemuan dengan sejumlah ulama di Kabupaten Muara Enim. Pertemuan yang dibalut dengan diskusi itu berlangsung di Ballroom Griya Sintesa Muara Enim pada Rabu (17/7/2024).
Para ulama se-Kabupaten Muara Enim yang hadir ini berasal dari berbagai organisasi keagamaan, mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) juga Muhammadiyah. Selain itu juga hadir sejumlah pimpinan pondok pesantren dalam diskusi yang mengusung tema Implementasi Spirit Madani menuju Misi Serasan Emas itu.
“Kami lahir dan besar dalam lingkungan yang agamis, sehingga pertemuan ini merupakan hal yang wajib untuk kami lakukan. Dalam pertemuan ini, kami meminta restu dan petunjuk dari para ulama di Kabupaten Muara Enim,” kata Edwin yang merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Palembang ini.
Pesan dari para ulama ini, menurut Edwin akan menjadi panduan bagi dirinya dalam menjalani kepemimpinan di Kabupaten Muara Enim. Hal ini sesuai dengan komitmen Edwin Mauladi yang maju dengan jargon Muara Enim Bersih, yang merupakan akronim dari Beragama, Sejahtera, Indah dan Hebat.
Dalam konteks beragama, Edwin akan membangun Kabupaten Muara Enim yang bermoral, berakhlak dan berintegritas serta menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat.
“Akhlak dan etika menjadi akar permasalahan kepemimpinan Muara Enim ke belakang. Oleh karena itu, bersama kita akan menciptakan pemerintahan yang bersih dan berlandaskan nilai-nilai agama,” tegas Edwin yang merupakan cucu dari pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Dahlan Husein ini.
Salah satu tokoh ulama, Buya Zulkarnain yang akrab disapa Buya Zul menjelaskan, diskusi ini juga berkaitan bagaimana Muara Enim ke depan dan harus menjadi lebih baik, yang digaris bawahi adalah mengenai kepemimpinan.
“Para ulama merasa risau dengan kondisi Muara Enim hari ini dengan kepemimpinan yang terus berganti, jadi para ulama berdiskusi dengan pak Edwin salah satu orang yang berkeinginan memimpin Muara Enim ke depan,” ujarnya.
Buya Zul mengatakan, ulama sepakat menginginkan pemimpin yang beriman dan bertaqwa yang memiliki rasa dan akan memperjuangkan keadilan. “Dari diskusi ini lahir harapan semoga pemimpin Muara Enim ke depan amanah, karena setelah berulang kali ganti Bupati ini para ulama kurang atau tidak difungsikan, dengan begitu sebagai salah satu penyampai keagamaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Menurut Buya Zul, ulama dan umaro ini harus saling ingat mengingatkan, baik di bidang pembangunan, pemerintahan, pendidikan, sosial dan lainnya.
Ternyata, kata Buya Zul fungsi ini tidak berjalan, sesudah Pilkada 2024 nanti para ulama haruslah dimuliakan dan itu sudah termasuk salah satu komitmen saudara Edwin. Kondisi ulama harus ditinggikan dan dimuliakan karena ada peran penting ulama di seluruh bidang dan elemen, kehadiran ulama tentu untuk mengingaTkan kepada arah yang baik.
“Menanggapi diskusi semacam ini, ini sangatlah baik, karena sampai saat ini belum ada diskusi-diskusi seperti ini, yang melibatkan para ulama, kalau bisa jangkauannya lebih luas lagi untuk seluruh pimpinan Ponpes yang ada di Kabupaten Muara Enim,” ungkapnya.