Siap Bongkar Modus Pengadaan BBM di Pertamina, Kejagung Harus Segera Panggil Ahok

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

JAKARTA – Tantangan mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok–yang siap membongkar modus operandi pengadaan minyak mentah, BBM, LPG dan aditif serta lainnya di BUMN itu–perlu didukung dan segera ditindaklanjuti oleh Kejaksàan Agung.

Tantangan Ahok itu dilontarken ke sejumlah media saat menanggapi dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina, subholding dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) periode 2018 hingga 2023 yang sedang disidik oleh Kejagung. Dalam kasus ini, tim penyidik Pidsus Kejagung telah menetapkan dan menahan tujuh orang tersangka.

Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan kesaksian Ahok yang pernah menjabat Komisaris Utama Pertamina periode 25 November 2019 hingga 2 Febuari 2024 ini sangat penting agar peristiwa pidana tersebut bisa terungkap secara terang-benderang.

“Kami berharap Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung segera mengundang Basuki Tjahaja Purnama untuk mengungkap apa yang dia ketahui agar semakin terang benderang peristiwa pidana yang sudah berhasil diungkap oleh kerja profesional penyidik Pidsus Kejagung,” ujarnya, Minggu (2/3/2025).

Yusri mengatakana, apabila ada pihak-pihak yang skeptis atau bahkan menyerang Ahok dengan menyatakan kenapa sekarang Ahok baru bicara, dulu ngapian saja, maka patut diduga orang tersebut tak paham bagaimana kondisi Ahok semasa menjabat Komut Pertamina yang telah dikeroyok banyak pihak, baik dari internal maupun eksternal Pertamina.

Yusri menegaskan, pihaknya perlu memberikan beberapa catatan khusus mengenai Ahok. Dia mengaku sangat percaya terhadap kredibilitas Ahok sebagai Komut Pertamina.

“Selama Ahok menjabat Komut Pertamina, ada sekitar 50 surat CERI dan pesan whatsapp yang kami sampaikan langsung ke nomor Ahok terkait temuan kami atas dugaan penyimpangan proses bisnis dari hulu ke hilir di Pertamina Group, ternyata tidak lebih dari 24 jam semua pertanyaan CERI telah direspon dengan baik dengan tindak lanjut untuk memperbaikinya. Kami sangat mengapresiasinya,” ungkap Yusri.

Selain itu, selama CERI mengamati proses bisnis Pertamina sejak tahun 2014 hingga 2024, maka Yusri dengan berani menyatakan bahwa Ahok adalah Komut terbaik dalam mengawasi kinerja Pertamina, meskipun banyak kebijakannya tak jalan karena Kementerian BUMN terkesan tak sejalan dengan konsep Ahok dalam memperbaiki proses bisnis Pertamina agar lebih transparan dan akuntabel.

Yusri juga berharap Ahok berani mengungkap di hadapan Penyidik Pidsus Kejagung apa isi pembicaraan dalam pertemuan di rumah Ricardo Galael sekitar tahun 2022 – 2023. Kabarnya, pertemuan itu dihadiri utusan khusus yang sangat berpengaruh di kementerian, meminta Ahok tutup mata dalam proses bisnis pengadaan minyak mentah dan BBM.

“Saat itu dikabarkan Ahok menolak mentah-mentah ajakan itu yang membuat semua kecewa atas sikap Ahok tersebut. Keberanian dan kejujuran Ahok sangat dinanti oleh rakyat Indonesia agar bisa mengungkap benang merah bagan struktur hasil pemetaan orang-orang yang diduga terlibat dalam proses bisnis impor minyak di Pertamina telah beredar luas di media sosial. Sekali layar terkembang surut kita berpantang,” tegas Yusri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *